Kusuma Terate
Smk Mikael Surakarta adalah sebuah smk yang berada disolo yang mengajarkan tentang teknik pemesinan. Smk Mikael berada di karangasem,laweyang,kartosuro
Jumat, 09 Desember 2011
sejarah pecahnya SHT & SH Winongo
SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang berperan menyebarkan pencak silat ke berbagai daerah (bahkan manca negara). Di pusatnya, Madiun, terdapat ribuan pendekar SH terate yang tersebar sampai pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di daerah Madiun, menjadi anggota SH terate adalah tradisi yang mereka laksanakan secara turun temurun. Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek buyut sampe cicit, semua adalah anggota PS SH Terate. Hal ini membuat SH Terate sebagai organisasi, cukup disegani di kawasan Madiun karena memiliki massa yang sangat besar.
Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal antara anggota SH Terate dan anggota SH Tunas Muda (Winongo). Sebenarnya pendiri kedua perguruan silat tersebut berasal dari perguruan yang sama. Menurut hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro). Konon, sewaktu masih sangat muda Mbah Suro ini adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro kalah dari Belanda, mbah Suro melarikan diri ke Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat sendiri.
Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat. Mbah Suro memiliki banyak sekali murid. Namun diantara sekian ratus muridnya, ada dua yang paling menonjol. Yang satu kemudian mendirikan perguruan silat sendiri di daerah Winongo Madiun, dan kemudian di kemudian hari menjelma menjadi SH Tunas Muda. Sementara yang satunya meneruskan perguruan silat mbah Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.
Awalnya, kedua perguruan tersebut saling berdampingan dengan damai satu sama lain. SH Winongo memiliki pengaruh di daerah madiun kota, sementara SH Terate mengakar di daerah madiun pinggir/pedesaan. Benih perpecahan dimulai ketika antara tahun 1945-1965 an, banyak pendekar SH Winongo yang berafiliasi dengan PKI. SH Terate yang menganggap ilmu SH (Setia Hati) yang diturunkan oleh mbah Suro merupakan ilmu yang berbasis ajaran Islam, merasa SH Winongo mulai keluar dari jalur tersebut.
Perselisihan semakin menjadi-jadi antara tahun 1963-1967, dimana banyak pendekar dari kedua perguruan yang terlibat bentrok fisik dalam peristiwa-peristiwa politik. Meski banyak anggotanya yang berafiliasi kiri, namun secara organisasi SH Winongo tidak terlibat dalam aktivitas kekirian tersebut. Hal inilah yang kemudian menyelamatkan perguruan silat ini dari pembubaran oleh pemerintah.
Setelah masa pembersihan anggota PKI yang berlangsung antara tahun 1967-1971 di daerah Madiun, SH Winongo sedikit demi sedikit mulai kehilangan pamornya. Puncaknya, pada era 1980-an bisa dikatakan perguruan silat ini dalam keadaan mati suri. Konon, banyak pendekar SH Terate yang berperan sebagai eksekutor para anggota PKI (termasuk beberapa pendekar SH Winongo yang terlibat PKI) di kawasan Madiun. Hal inilah yang kemungkinan memicu dendam pendekar SH Winongo yang non-PKI tapi merasa memiliki solidaritas pada kawan-kawannya yang dieksekusi tersebut.
Entah kebetulan atau tidak, seiring dengan munculnya PDI sebagai kekuatan politik yang cukup kuat pada era 1990-an, pamor SH Winongo sedikit demi sedikit mulai naik kembali. Banyak pemuda dari kawasan perkotaan Madiun yang masuk menjadi anggota SH Winongo. Madiun kota sendiri merupakan basis PDI yang cukup kuat. Sementara Madiun kabupaten merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Banyak yang mengatakan bahwa situasi tersebut mirip dengan situasi di zaman ‘60-an, dimana PKI berkuasa di Madiun kota dan NU berkuasa di Madiun Kabupaten.
Seiring dengan perkembangan tersebut, mulai sering terjadi perkelahian antar pendekar di berbagai pelosok Madiun. Perkelahian yang juga melibatkan senjata tajam tersebut tak jarang berakhir dengan kematian salah satu pihak. Pada waktu itu, Madiun bagaikan warzone para pendekar silat (termasuk dengan senjata tajam dan senjata lainnya). Di berbagai sudut kota dan kampung terdapat grafiti yang menunjukkan identitas kelompok pendekar yang menguasai kawasan tersebut. Pendekar SH Terate menggunakan istilah SHT (Setia Hati Terate) atau TRD (Terate Raja Duel) untuk menandai basisnya. Sementara SH Winongo menggunakan istilah STK, yang kemudian diplesetkan menjadi “Sisa Tentara Komunis”, untuk menandai kawasan mereka.
Pada kurun waktu 1990-2000, STK mengalami perkembangan jumlah anggota yang sangat pesat. Desa Winongo sebagai markas besar mereka, pada awalnya masih mudah diserang oleh pendekar SHT dari wilayah tetangga. Namun karena kekuatan mereka yang semakin besar membuat Winongo menjadi untouchable area. Hampir seluruh pemuda dan lelaki di desa ini menjadi anggota STK yang militan, sehingga penyerbuan SHT ke wilayah ini menjadi semakin sulit dilakukan.
STK menggunakan taktik populis dalam merekrut anggota baru. Mereka masuk ke SMP dan SMU di kota Madiun dan menawarkan status pendekar secara instan kepada pemuda-pemuda yang mau bergabung. Sementara untuk meraih status pendekar di SHT, persyaratannya cukup berat dan memakan waktu cukup lama. Tawaran menjadi pendekar instan tersebut tentu saja mendapat sambutan yang besar dari para pemuda yang belum mengetahui esensi sebenarnya sebuah panggilan “pendekar”. Di Madiun, menjadi pendekar adalah sebuah kehormatan yang diimpi-impikan para pemuda. Predikat pendekar menjadi sangat elit karena harus dicapai dengan susah payah. Seorang Pendekar dipastikan memiliki kemampuan silat dan fisik yang prima, serta pemahaman agama yang dalam.
Akibat taktik populis yang dilakukan STK, kode etik pertarungan antar pendekar yang selama ini terjaga, sedikit demi sedikit mulai pudar. Anak-anak muda yang naif (pendekar instan) mulai menggunakan cara-cara yang kurang etis dalam berkelahi. Misalnya mereka mengeroyok lawan, menculik lawan di rumah, tawuran (lempar-lemparan batu), menyerang dari belakang, dan cara-cara yang tidak terhormat lainnya. Awalnya pendekar-pendekar SHT yang memegang teguh kode etik pertarungan pencak silat, masih berupaya sabar. Namun, akhirnya mereka kehilangan kesabaran setelah korban di pihak mereka mulai berjatuhan.
Tercatat, terjadi beberapa kali pertarungan yang memakan korban jiwa akibat tindakan yang tidak sportif. Pernah terjadi kasus dimana dua orang pendekar yang sedang berboncengan sepeda ontel, di tebas dari belakang oleh lawan bersepeda motor dengan menggunakan clurit. Kemudian ada juga kasus seorang pendekar yang sedang menggarap sawah, ditebas dari belakang oleh lawannya dengan menggunakan pacul.
Kejadian-kejadian tersebut merupakan gambaran betapa etika pertarungan sportif satu lawan satu yang selama ini dipegang erat oleh para pendekar, mulai pudar.
Rabu, 03 Desember 2008
SALAM PERSAUDARAAN
Forum dunia maya khususnya bagi mereka yang pernah merasakan digembleng di Padepokan Wesi Aji - PSHT Semarang...
Profil dan Sepak Terjang Padepokan Wesi Aji - PSHT Semarang...
Semuanya dipersembahkan untuk Persaudaraan Setia Hati Terate yang kita cintai
Feb 11
AUTOBIOGRAFI PENDIRI PADEPOKAN "WESI AJI" PSHT SEMARANG
Alm. Bambang Tunggul Wulung Judhyasmara, lahir di Kec. Ngero – Jombang Jawa Timur, 9 Sept 1944 - 9 Oktober 2007, Adalah Putra dari Ketua Pusat PSHT ( dari Perguruan menjadi Organisasi ) Bapak ( alm. ) RM. Soetomo Mangkudjojo ( Tik. III ) dan kakak kandung dari Saudara Gunung ( Tik. II ). Mulai belajar pencak silat PSHT sejak tahun 1954 di Surabaya didikan Bp. Miyono dan Bp. Miyadi.Tahun 1958 mendapat didikan langsung dari Bp. Harsono ( putra Ki Hadjar Hardjo Oetomo ) dan Bp. Bandini ( Putra angkat dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo ) disamping oleh orang tuanya sendiri. Disyahkan tingkat I seangkatan dengan Ketua Pusat sekarang ( Bpk. Tarmajdi Budi Harsono ) di Paviliun Kabupaten Madiun ( 1962 ) oleh Bapak( alm. ) RM. Soetomo Mangkudjojo dan Bapak Santoso.Sebelum disahkan telah menjadi pelatih di Komisariat SMA I Madiun ; Pelatih di Balai Winongo dan Paviliun Kabupaten Madiun; Pendiri dan Ketua Cabang Blora( 09 – 09 - 1966 ); Pendiri dan Ketua Cabang Cepu ( 20 – 09 - 1970 ); Pendiri dan Ketua Cabang Purworejo di Kotoharjo( 15 – 08 – 1982 ). Disahkan menjadi warga tingkat II ( 1984 ) oleh (alm) RM. Imam Kussupangat dan Bp. Bandini ( Guru dan Pelatih tingkat II )
Jabatan yang pernah diemban di organisasi PSHT
1. Anggota Team Kerokhanian Pusat tahun 1995 - 2007
2. Ketua Perwakilan Pusat PSHT untuk Wilayah Jateng berkedudukan di Semarang .
3. Anggota Dewan Pertimbangan Pusat tahun 1998 - 2007
4. Ketua Pertimbangan Cabang Semarang Periode 2001 - 2006
5. Pendiri, Pembina dan Pembimbing Padepokan “Wesi Aji” ( Wedar Silat Among Jiwa ) PSHT Semarang.
Sabtu, 29 November 2008
Program keahlian yang dikembangkan adalah Teknik Mesin Perkakas (Mesin Industri).
b. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum SMK dari pemerintah yang dikembangkan. Pengembangan kuriku-lum ini dilakukan dengan berorientasikan pasar. Bentuk pengembangan yang dilakukan antara lain dengan penambahan jam untuk mata pelajaran (mata diklat) tertentu atau dengan menambah mata pelajaran (mata diklat baru). Sehingga beban belajar siswa SMK Katolik St. Mikael Surakarta lebih berat dibandingkan dengan sekolah lain. Disamping itu, diberlakukan juga Sistem DO (Drop Out) di kelas 1 (Kelas 1 tidak naik harus keluar).
c. Sistem Pembelajaran
Pembelajaran teori dilakukan secara klasikal yang dilengkapi<>
Pembelajaran praktik :<
Production Base Education and TrainingF
Sistem ini merupakan penggabungan 2 konsep yaitu functional skill yang menekankan pada tahapan, sistematika dan pengukuran pembelajar-an melalui kompetensi yang dilakukan dengan extra functional skill melalui pemagangan yang menyatu dalam lingkungan belajar siswa.
Total block system.F
Dengan sistem ini kegiatan praktik disatukan sehingga siklus kegiatan praktik dan teori diatur menjadi 1 minggu praktik dan 2 minggu teori. Sisklus ini berlaku mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan sistem ini praktik menjadi lebih efektif.
Prinsip 1 siswa 1 alat / mesin.F
Orientasi KBM PraktikF
Pembelajaran praktik kelas 1 mengacu pada Bench Work§ Oriented dengan menekankan pada sense of quality (mampu : membaca gambar dengan benar, menggunakan alat ukur dan mengukur dengan benar) dan caracter building (perilaku yang baik, disiplin, jujur dan semangat kerja yang tinggi).
Pembelajaran praktik kelas 2 menekankan pada sense of§ efficiency (dengan membuat persiapan kerja, melakukan proses pengerjaan yang benar, waktu pengerjaan yang cepat dan hasil yang baik atau berkualitas) yang dilakukan dengan basic permesinan konvensional.
Pembelajaran praktik kelas 3 menekankan pada production§ oriented yang dalam penyelenggaraannya didekatkan pada proses kerja produksi yang sesungguhnya, benda kerja yang dikerjakan harus memenuhi kriteria yang dituntut langsung oleh customer (pemesan). Terkait dengan tuntutan industri sebagai pemakai tamatan (user), maka pengayaan dan pengembangan proses pembelajaran praktik harus terus dilakukan (Market Oriented), maka di kelas 3 juga diberikan pengenalan basic CNC untuk mesin milling dan bubut serta AutoCad.
Materi Praktik :F
Kelas 1 :§
Mengikir, Menggergaji, Memahat, Peneraan, Mengebor, Mengulir, Pengenalan Mesin, Las Dasar.
Kelas 2 :§
Kerja Bubut, Kerja Frais, Shaper, Gerinda Alat, Sawing, Kerja Pelat.
Kelas 3 :§
Kerja Bubut, Kerja Frais, Basic CNC (Bubut dan Milling), Universal Toll Grinding (End Mill Cutter, Carbide Tool, HSS Tool, Twist Drill), Production Drawing, AutoCad.
d. Kegiatan Penunjang
Untuk membantu perkembangan kepribadian siswa terutama untuk menciptakan perkembangan yang seimbang antara belahan otak kiri dan kanan, maka program pendidikan tidak hanya terfokus pada kurikulum saja tetapi juga dilakukan pendampingan-pendampingan siswa yang antara lain dalam bentuk : Weekend, Retret, Kepamongan dll.
Grassroot Training Center (GTC)
a. Bidang Pelatihan : Teknik Manufaktur
b. Lama Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan selama 6 bulan dengan total jam perolehan : 875 Jam @ 60 menit.
c. Materi Pelatihan
Pengetahuan Dasar Teknik (Teori)F
Kerja BangkuF
Kerja Bubut KonvensionalF
Kerja Frais KonvensionalF
Kerja Las dan Pelat DasarF
d. Sistem Pelatihan
Sistem pelatihan (praktik) menggunakan Sistem Block dan Production Base Training and Applied Training. .
Senin, 24 November 2008
Program IGI Sister untuk meningkatkan kualitas SDM yang diselenggarakan di SMK Katolik St. Mikael Surakarta adalah melalui :
- Program Pendidikan SMK
Program ini merupakan program peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan di SMK Katolik St. Mikael Surakarta sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas tamatan SMK Katolik St. Mikael Surakarta.
Program ini ditujukan pada para tamatan SLTA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan belum mendapat pekerjaan. Pelatihan ini lebih ditekankan pada pemberian Life Skill kepada para peserta dibidang Teknik Manufaktur sehingga setelah selesai mengikuti pelatihan, mereka memiliki bekal keterampilan yang cukup memadai. Setiap angkatan, pelatihan ini berlangsung selama 6 bulan dan setiap tahun ada 2 angkatan. .
Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi pusat pendidikan teknik yang unggul dalam mengembangkan 3C yaitu:
1.COMPETENCE
2.CONSCIENCE
3.COMPASSION).
Mengembangkan keunggulan KETERAMPILAN dan KETELITIAN dengan mengutamakan KEDISIPLINAN dan KEJUJURAN yang dilandasi oleh KREATIVITAS dan semangat KEPEDULIAN terhadap sesama dan lingkungan untuk menghasilkan tamatan yang memenuhi harapan stakeholders.
Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya
Aku masih sendiri di dalam kamar kosku yang sumpek, penuh dengan pakaian-pakaian bau yang tiada sempat kucuci.Semua rasa letih dan penatku berkumpul didalam tubuhku, menuntutku untuk tidur barang sejenak, tetapi aku belum menyelesaikan satu tugaspun yang menjadi kewajibanku. Kegelisahan itu terus menghantuiku. Tetapi apa daya, tubuh ini terasa sangat berat digerakkan. Akibatnya, aku hanya mampu terbaring di tempat tidurku dengan rasa gelisahku dan tanpa sedikitpun mampu memejamkan mataku.
Akhirnya kucoba melupakan semua rasa kegelisahanku, membayangkan diriku sedang berada di sebuah telaga jernih bersama ikan yang berwarna keemasan. Di tengah telaga jernih tersebut ada sebuah jembatan yang terbuat dari pelangi. Kupandangi beberapa waktu, aku berenang sepuas nya, setelah itu kupanjat pelangi yang menuju ke langit, semakin tinggi aku berjalan, aku merasa pandanganku semakin gelap, dan akhirnya semuanya hilang.
Sejuknya udara pagi menusuk kulitku, suara azan membangunkan nyawaku, aku berharap apa yang terjadi sore tadi hanyalah sebuah mimpi…
Tetapi saat aku membuka mataku,
Kamar kosku masih berantakan
Pakaianku tetap berhamburan dimana-mana
Piring-piring kotor juga bertaburan
Buku-buku yang terbuka tapi tak terbaca berserakan di lantai
Tugasku belum ada satupun yang kukerjakan
Ingin rasanya aku menangis….jika saja ada ibu didekatku, yang selalu memperhatikanku, membersihkan kamarku, dan mengingatkan tugas harianku’Tapi, ibu jauh disana..
Minggu, 23 November 2008
Tanggal 19 November 2008,
Pada saat itu saya dan semua temen-temen kelas 3B mengikuti Uji Kompetensi,sebelum maju mengerjakan saya dan temen-temen merasa kawatir karena takut kalau nanti tidak lulus dalam Uji Kompetensi itu.
Hari-hari sebelum Dead line maju uji kompetensi kami semua berdoa kepada Tuhan agar kami semua dapat lulus dalam uji kompetensi dan tidak mengulang.
Aku senang setelah maju uji kompetensi dan tahu hasil yang aku kerjakan aku sangat senang sekali karena aku lulus,tapi aku masih tidak puas karena salah satu dari nilai aku ada yang belum tuntas.
Tapi aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah mengabulkan doa dari kami sekelas 3B.
"3B Is The Best"